Rabu, 19 Oktober 2016

makalah paradigma dan teori dalam penelitian kuantitatif


MAKALAH
“Paradigma dan Teori Dalam Penelitian Kuantitatif”
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Kuantitatif
Dosen pengampu : Drs. H. Ahmad Rohani HM., M.Pd.





Disusun oleh :

Nur Rizki S.                            (31501402113)
Vellanofa                                (31501402150)




Program Studi Agama Islam
Jurusan Tarbiyah
Fakultas Agama Islam
Universitas Islam Sultan Agung Semarang

 

KATA PENGANTAR


Assalamualaikum Wr. Wb

      Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak memberikan nikmat kepada kita semua. Rahmat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Baginda Nabi Agung Muhammad SAW yang senantiasa kita nantikan syafaat di yaumul qiyamah kelak. Aamiin.
      Makalah yang berjudul “Paradigma dan Teori Dalam Penelitian Kuantitatif ” ini kami bahas guna memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Kuantitatif, serta agar mahasiswa dan mahasiswi mampu memahami dan menerapkan paradigma dan teori dalam penelitian kuantitatif bidang PAI. Selanjutnya, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan-pengarahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa kepada Bapak Drs. Ahmad Rohani HM, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Metode Penelitian Kuantitatif untuk dapat memberikan saran kepada kami agar penyusunan makalah ini dapat lebih baik lagi.
      Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb



                         Semarang,       September 2016


                                        Penyusun

DAFTAR ISI





BAB I

PENDAHULUAN


Disadari betapa rumitnya memahami dan mengerti, apabila mengaplikasikan meode penelitian ilmiah. Karena dalam mengaplikasikannya memerlukan pengetahuan secara menyeluruh dari awal perencanaan hingga penyusunan laporan akhir hasil penelitian tersebut. Maka dari itu penyusun mencoba untuk menulis tentang dasar penelitian berupa paradigma dan teori penelitian.
Dalam penelitian kualitatif yang bersifat naturalistik, fungsi paradigma dan teori bukan dalam rangka membentuk fakta, melakukan prediksi, dan menunjukan hubungan dua variable sebagaimana dalam penelitian kuantitatif, melainkan lebih banyak untuk mengembangkan konsep dan pemahaman serta kepekaan peneliti.
Gambaran secara umum, paradigma dipandang sebagai suatu pandangan hidup (word view) yang dimiliki seorang peneliti yang dengan itu ia memiliki kerangka berfikir, asumsi, teori, proposisi dan konsep terhadap suatu permasalahan penelitian yang dikaji. Sedangkan teori ialah seperangkat pernyataan yang secara sistematis saling berkaitan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam makalah kami berikiut ini.
A.      Apa Pengertian dan Bentuk-bentuk Paradigma Penelitian Bidang PAI ?
B.      Apa Pengertian dan Kegunaan Teori Dalam Penelitian Bidang PAI ?

A.    Untuk Mengetahui Pengertian dan Bentuk-bentuk Paradigma Penelitian Bidang PAI
B.     Untuk Mengetahui Pengertian Kegunaan Teori Dalam Penelitian Bidang PAI


BAB II

PEMBAHASAN


Istilah paradigma pertama kali dikemukakan oleh Thomas S. Kuhn dalam The Structure of Scientific Revolutions yang diterbitkan tahun 1970 pada edisi kedua. Menurutnya, paradigma merupakan pandangan hidup (world view) yang dimiliki oleh para ilmuwan dalam suatu disiplin ilmu tertentu. Sedangkan pada tahun yang sama Robert A. Friedrichs dalam bukunya Sociology of Sociology mengatakan bahwa paradigma sebagai suatu gambaran yang mendasar mengenai pokok permasalahan yang dipelajari dalam suatu disiplin. Pada tahun 1982, Bogdan dan Biklen dalam Qualitative Research for Education; An Introduction to Theory and Methods, memaknai paradigm sebagai kumpulan lepas dari asumsi, konsep, atau proposisi yang disatukan secara logis yang mengarahkan pikiran dan jalannya penelitian.
Dari pendapat beberapa ahli tersebut, dapat kita pahami bahwa paradigma diartikan sebagai pandangan dunia yang dimiliki seorang peneliti yang dengan itu dia memiliki kerangka berpikir, asumsi, teori, atau proposisi dan konsep terhadap suatu permasalahan penelitian yang dikaji.
Dalam penelitian kuantitatif/positivistic, yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala itu dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab akibat), maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variable saja. Pola hubungan antara variable yang akan diteliti tersebut selanjutnya disebut paradigm penelitian.
Jadi, paradigma penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variable yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistic yang akan digunakan. Berdasarkan hal ini, maka bentuk-bentuk paradigma atau model penelitian khususnya kuantitatif untuk penelitian survey diantaranya :

Paradigma ini terdiri atas satu variable indepenpen dan dependen

Berdasarkan paradigma tersebut, maka dapat ditentukan bahwa :
a.       Jumlah rumusan maslah deskriptif ada dua, dan asosiatif ada satu, yaitu :
1)      Rumusan masalah deskriptif (dua)
a)      Bagaimana kualitas guru? (X)
b)      Bagaimana prestasi belajar murid? (Y)
2)      Rumusan masalah asosiatif/hubungan (satu)
Bagaimana hubungan atau pengaruh kualitas alat dengan kualitas barang yang dihasilkan.
b.      Teori yang digunakan ada dua, yaitu teori tentang media pendidikan dan prestasi belajar.
c.       Hipotesis yang dirumuskan ada dua macam, yaitu hipotesis deskriptif dan hipotesis asosiatif (namun hipotesis deskriptif sering tidak dirumuskan).
1)      Dua hipotesis deskriptif
a)      Kualitas media yang digunakan oleh lembaga pendidikan tersebut telah mencapai 70% baik.
b)      Prestasi belajar siswa lembaga pendidikan tersebut telah mencapai 99% dari yang diharapkan.
2)      Hipotesis asosiatif
3)      Ada hubunga yang positif dan signifikan antara kualitas media pendidikan dengan prestasi belajar murid. Hal ini berarti bila kualitas media pendidikan ditingkatkan, maka prestasi belajar murid akan meningkat pada gradasi yang tinggi (kata signifikan hanya digunakan apabila hasil uji hipotesis akan digeneralisasikan ke populasi di mana sampel tersebut diambil).
d.      Teknik analisis data
Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis tersebut, maka dapat dengan mudah ditentukan teknik statistic yang digunakan untuk analisis data dan menguji hipotesis.
1)      Untuk dua hipotesis deskriptif, bila datanya berbentuk interval dan ratio, maka pengujian hipotesis menggunakan t-test one sampel.
2)      Untuk hipotesis asosiatif, bila data kedua variable berbentuk interval atau ratio, maka menggunakan teknik statistic korelasi product moment.
Dalam paradigma ini terdapat lebih dari dua variable, tapi hubungannya masih sederhana. Teknik yang digunakan yaitu teknik korelasi sederhan dan bisa juga regresi.
 

Paradigma sederhana menunjukkan hubungan antara satu variable independen dengan satu variable dependen secara berurutan. Untuk mencari hubungan antara variable (X1 dengan X2; X2 dengan X3; dan X3 dengan Y) naik turun harga Y dapat di prediksi melalui persamaan regresi Y atau X3, dengan persamaan Y= a + bX3. Berdasarkan contoh tersebut dapat dihitung jumlah rumusan masalah, deskriptif dan asosiatif.
Dalam paradigma ini terdapat dua variable independen dan satu dependen. Dalam paradigma ini terdapat juga 3 rumusan masalah deskriptif, dan 4 rumusan masalah asosiatif (3 korelasi sederhana dan 1 korelasi ganda). Teknik yang digunakan adalah teknik korelasi sederhana dan korelasi ganda.


X1 dan X2 dan satu variable independen Y. untuk mencari hubungan X1 dengan X2 dan Y menggunakan teknik korelasi sederhana. Untuk mencari hubungan X1 dengan X2 secara bersama-sama terhadap Y menggunakan korelasi ganda.
Dalam paradigma ini terdapat tiga variable independen (X1,X2,X3) dan satu dependen (Y). Rumusan deskriptif ada 4 dan rumusan masalah asosiatif (hubungan) untuk yang sederhan ada 6 dan yang ganda minimal 1. Teknik yang digunakan bisa teknik korelasi sederhana,korelasi ganda, regresi sederhana, korelasi ganda, dan korelasi parsial
untuk mencari besarnya hubungan antara X1 dengan Y; X2 dengan Y; X3 dengan Y; X1 dengan X2; X2 dengan X3; dan X1 dengan X3 dapat menggunakan korelasi sederhana. Untuk mencari besarnya hubungan antara X1 secara bersama-sama dengan X2 dan X3 terhadap Y digunakan korelasi ganda.
Paradigma ini terdapat satu variable independen dan dua dependen. Teknik yang digunakan adalah teknik korelasi sederhana dan regresi.

Untuk mencari besarnya hubungan antara X dan Y1, dan X dengan Y2 digunakan teknik korelasi sederhana. Demikian juga untuk Y1 dan Y2.
Dalam paradigma ini terdapat dua variable independen dan dua variable dependen. Terdapat 4 rumusan masalah deskriptif, dan 6 rumusan masalah hubungan sederhana. Korelasi dan regresi sederhana serta ganda dapat digunakan dalam paradigma ini.
                                      
X1 = keindahan kampus                                     Y1 = jumlah pendaftaran
X2 = pelayanan sekolah                                      Y2 = kepuasan pelayanan

Hubungan antara variabel r1, r2, r3, r4, r5, dan r6 dapat dianalisis engan korelasi sederhana. Hubungan antara X1 bersama-sama dengan X2 terhadap Y1 dan X1 dan X2 bersama-sama terhadap Y2 dapat dianalisis dengan korelasi ganda. Analisis regresi sederhana maupun ganda dapat juga digunakan untuk memprediksi jumlah.

 
Dalam paradigma ini terdapat 4 rumusan masalah deskriptif dan 6 rumusan masalah hubungan. Teknik analisis statistic yang digunakan dinamakan path analysis (analisis jalur). Analisis dilakukan dengan menggunakan korelasi dan regresi sehingga dapat diketahui untuk sampai pada variable dependen terakhir, harus lewat jalur langsung atau melalui variable intervening.
Sebetulnya bentuk  paradigma yang lain masih ada dan cukup banyak serta contoh-contoh yang diberikan terutama terkait dengan teknik statistic yang digunakan. Teknik statistic  yang bersifat menguji perbedaan tidak ada pada paradigma yang sudah dibahas, akan tetapi lebih tampak pada paradigma penelitian dengan metode eksperimen.
Teori adalah konsep-konsep dan geeralisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian (Sumadi Subryabra, 1990). Adanya landasan teoritis ini merupakan cirri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatan data.
Neumen dalam, (Sugiyono, 2013), “Researchers use theory differently ini various type of research, but some type of theory is present in most social research”
Kerlinger 1978 dalam,  (Sugiyono, 2013), mengemukakan bahwa“Theory is a set of interrelated construct (concepts), definitions and proposition that present a systematic view of phenomena by specifiying relations among variables with purpose of explaining and predicting the phenomena.”. Teori adalah seperagkat konstruk (kosep), denfinisi dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara ssitematik, melalui spesifikasi hubungan nantara variabel, sehingga dapat berguna untuk menjeaskan dan meramalkan fenomena.
Snelbecker 1974:31 dalam Lexi Moleong (1988) mendefinisikan teori sebagai seperangkat proposisi yang berinteraksi secara sintaksi (yaitu yang mengikuti aturan tertentu yang dapat dihubungkan secara logis dengan lainnya dengandata atas dasar yang diamati) dan fungsinya sebagai wahana untuk meramalkan dan menjelaskan fenomena yang diamati.
Marx dan Goodson 1976:235 dalam Lexi Moleong (1988) menyatakan bahwa teori adalah peraturan yang menjelaskan proposisi atau seperangkat proposisi yang berkaitan dengan beberapa fenomena alamiah yang terdiri atas representasi simbolik dari (1) hubungan-hubungan yang dapat diamati diantara kejadian-kejadian yang dapat diukur. (2) mekanisme atau struktur yang diduga mendasari hubungan-hubungan demikian, dan (3) hubugan-hubungan yang disimpulkan serta manifestasi hubungan empiris apapun secara langsung.
Glaser dan Stratuss 1967:1,3,35 dalam Lexi Moleong (1988) membobolkan konsep dasar teori klasik dengan menyodorkan rumusan teori dari dasar, yaitu teori yang berasal dari data dan yang diperoleh secara analitis dan sistematis melalui metode komparatif.
Wiliam Wiersama 1986 dalam, (Sugiyono, 2013), mengemukakan teori adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistemetis.
Copper dan Schindler 2003, dalam (Sugiyono,2013), mengemukakan teori adalah seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang tersususn secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan meraalkan fenomena.
Sitirahayu Haditono 1999, dalam (Sugiyono, 2013), menyataan bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang penting ,bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan, dan meramalkan gejala yang ada.
Mark 1963, dalam (Sitirahayu Haditono, 1999), membedakan ada tiga macam teori. Ketiga teori yang dimaksud berhubungan dengan data empiris, antara lain :
Teori yang deduktif : memberi keterangan yang dimulai dari suatu pemikiran atau pikiran spekulatif tertentu kearah data akan diterangkan.
Teori yang induktif:  adalah cara menerangkan dari data kea rah teori. Dalam bentuk ekstrim titik pandangyang positivistic  ini dijumpai pada kaum behaviorist.
 Teori fungsional: di sini tampak suatu interaksi pengaruh antara data dan pemikiran teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data.
Berdasarkan tiga pandangan ini dapat disimpulkan bahwa teori dapat dipandang sebagai berikut.
1.      Teori menuju pada sekelompok hukuman yang tersusun secara logis.
2.      Suatu teori juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai suatu kelompok yang diperoleh secara empiris dalam suatu bidang tertentu.
3.      Suatu teori juga data menujukan pada suatu cara meneragkan yang menggeneralisasi.
Berdasarkan data tersebut diatas secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu teori adalah suatu konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi atau system pengertian ini diperoleh melalui jalan yang sistematis. Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya, bila tidak, dia bukan suatu teori.
Teori semacam ini mempunyai dasar empiris. Suatu teori dapat memandang gejala yang dihadapai dari sudut yang berbeda-beda misalnya dapat dengan menerangkan, tetapi dapat pula dengan menganalisa dan menginterperetasi secara kritis (Hambers, 1968)
Teori adalah jalur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang disusun secara sisitematis. Secara umum teori mempunyai tiga fungsi yaitu untuk menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction) dan mengendalikan (control) suatu gejala.
Dalam bidang administrasi pendidikan Hoy & Miskel 2001, dalam (Sugiyono, 2013), mengemukaka definisi teori yaitu “Theory in administration, however has the same role as theory in physics, chemistry or biology, that is providing general ekplanations and guiding research. Selanjutnya didefinisikan bahwa teori adalah seperangkat konsep, asumsi dan generalisai yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan prilaku dalam berbagai organisasi.
Berdasarkan yang dikemukakan Hoy & Miskel (2001) tesebut dapat dikemukaka bahwa ,
1.      Teori itu berkenaan dengan konsep, asumsi dan generalisasi yang logis.
2.      Berfungsi untuk mengungkapkan,menjelaskan dan memprediksi perilaku yang memiliki keteraturan,
3.      Sebagai stimulant dan panduan untuk mengembangkan pengetahuan.
Selanjutnya Hoy & Miskel (2001) mengemukan bahwa komponen teori meliputi konsep dan asumsi. Konsep merupakan istilah yang bersifat abstrak dan bermakna genelaisasi. Sedangkan asumsi merupakan pernyataan diterima kebenarannya tanpa pembuktian

Numan (2003) mengemukakan tingkatan teori (level of theory) menjadi tiga yaitu, micro, meso, macro. Micro level theory : small slices of time, space, or a number of people. The concept are usually not very abstract. Meso-level theory : attempts to link macro and micro levels or to operate at an intermediate level. Contoh : teori organisasi dan gerakan sosial, atau komunitas tertentu. Macro level theory : concerns the operation of larger aggregates such as social institutions, entire culture systems, and whole societies. It us more concepts that are abstract.
Selanjutnya fokus dibedakan menjadi tigas yaitu teori subtantif, teori formal, dan midle range theory. Substantive theory is developed for a specific area of social concern, such as delinquent gangs, sirikes, diforce, or ras relation. Formal theory is developed for a broad conceptual area in generasl theory, such as deviance, socialization, or power. Mildel range theory are slinghtly more abstract than empirical generalization or specific hypotheses. Milde range theories can be formal or substantive. Milde range theory is principally used in sociology to guide empirical inquiry.
Teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis yang akan diuji melalui pengumpulan data adalah teori subtantif, karena teori ini lebih fokus berlaku untuk objek yang akan diteliti.
Cooper and Schindler (2003) menyatakan bahwa kegunaan teori dalam penelitian adalah
1.      Theory narrows the range of fact we need to study
2.      Theory suggest which research approaches are likely to yield the greatest meaning
3.      Theory suggest a system for the research to impose on data in order to classify them in the most meaningful way
4.      Theory summarizes what is known about object of study and states the unifromities that lie beyond immediate observation
5.      Theory can be used to predict further fact that should be found
Wiliam Wiesrma (1986) menyatakan bahwa “Basically, theory helps provide a frame work by serving as the point of departure for pursuit of a research problems. The theory identifies the crucial factors. It provides a guide for systematizing and interrelating the various facets of research. How ever, besides providing the systematic view of the factors under study, the theory also may very well identify gaps, weak points, and inconsistencies that indicate the need for additional research. Also, the development of theory may light the way for continued research on the phenomena under study. Another function of theory is provide on or more generalization that can be test and used in practical applications and further research”
Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Dalam penelitian kuantitatif teori yang digunakan haruslah sudah jelas karena teori disini gunanya untuk memperjelas masalah yang diteliti sebagai dasar untuk merumuskan hipoteisi dan sebagai refrensi untuk menyusun instrument penelitian.oleh karena itu landasan teori dalam proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan dipakai.
Pohon teori-teori sangat luas dan dapat disusun ke dalam pohon teori pendidikan.
Teori-teori pendidikan dapat dibagi menjadi teori umum pendidikan dan teori khusus pendidikan. Dimana teori umum pendidikan di bagi lagi menjadi  filsafat-filsafat pendidikan dan ausland pedagogic (studi pendidikan luar negeri). Sedangkan teori khusus pendidikan dapat dibagi menjadi teknologi pendidikan dan ilmu pendidikan. Teknologi pendidikan dapat di bagi menjadi : manajemen pendidikan, pengembangan kurikulum, model-model belajar mengajar dan evaluasi pendidikan. Ilmu pendidikan dapat dibagi menjadi ilmu  pendidkan makro dan mikro.
Selanjutnya redja mudyahardjo, (2002) mengemukakan bahwa, sebuah teori pendidikan adalah sebuah system konsep yang terpadu, menerangkan dan prediktif tentang peristiwa-peristiwa pendidikan. Sebuah teori ada yang berperan sebagai asumsi atau titik tolak pemikiran pendidikan, dan ada pula yang berperan sebagai definisi atau keterangan yang menyatakan makna. Asumsi pokok pendidikan adalah:
1.      pendidikan adalah actual, artinya pendidikan bermula dari kondisi-kondisi actual dari individu yang belajar dan lingkungan belajarnya
2.      Pedidikan adalah normative, artinya pendidikan tertuju pada mencapai hal-hal yang baik atau norma-norma yang baik.
Pendidikan adalah suatu proses pencapaian tujuan, artinya pendidikan adalah serangkaian kegiatan yang bermula dari kondisi-kondisi actual dari individu yang belajar, tertuju pada pencapaian individu yang diharapkan.
Dalam kaitannya dalam kegiatan penelitian, maka fungsi teori yang pertama yang digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau konstruk variable yang akan di teliti. Fungsi teori yang kedua (prediksi dan pemandu untuk menemukan fakta) adalah untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrument penelitian, karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif.  Fungsi teori yang ketiga (control) digunakan mencandra dan membahas hasil penelitian sehingga  selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan masalah.
Dalam landasan teori perlu dikemukakan deskripsi teori, dan kerangka berfikir, sehingga selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis dan instrument penelitian.
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (dan bukan sekedar pendapat apakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variable yang diteliti. Dalam suatu penelitian terdapat tiga variable independen dan satu dependen maka kelompok teori yang perlu dideskripsikan ada empat kelompok teori yaitu kelompok teori yang berkenaan dengan tiga variable independen dan satu dependen. Oleh karena itu semakin banyak variable yang diteliti maka akan semakin banyak teori yang dikemukakan.
Teori-teori yang dideskripsikan dalam proposal maupun laporan penelitian dapat digunakn sebagai indikator apakah peneliti menguasai teori dan konteks yang diteliti atau tidak. Variable-variabel penelitian yang tidak dapat dijelaskan dengan baik, baik dari segi pengertian maupun kedudukan dan hubungan antara variable yang diteliti menunjukkan bahwa peneliti tidak menguasai teori dan konteks penelitian.
Untuk menguasai teori, maupun generalisasi-generalisasi dari hasil penelitian maka peneliti harus rajin membaca.untuk dapat membaca dengan baik maka peneliti harus mengetahui sumber-sumber bacaan. Sumber-sumber bacaan harus memenuhi tiga kriteria yaitu relevansi, kelengkapan, dan kemutakhiran (kecuali penelitian sejarah). Relevansi berkenaan dengan kecocokan antara variable yang diteliti dengan teori yang di kemukakan, kelengkapan berkenaan dengan banyaknya sumber yang dibaca, kemutakhiran berkenaan dengan dimensi waktu.
Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai berikut :
1.      Tetapkan nama variable yang diteliti, dan jumlah variabelnya.
2.      Cari sumber-sumber bacaan yang sebanyak-banyaknya dan relevan sengan setiap variable yang diteliti.
3.      Liah daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variable yang akan diteliti
4.      Cari definisi setiap variable yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan anatara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
5.      Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variable yang akan diteliti, lakukan analisa, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasan sendiri tentang isi setiap sumber data yang dibaca.
6.      Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber kedalam bentuk tulisan dan Bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dirumuskan.



Paradigma penelitian diartikan sebagai pola piker yang menunjukkan hubungan antara variable yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis dan teknik analisis statistic yang akan digunakan. Model penelitian kuantitatif atau model paradigma khususnya untuk penelitian mempunyai banyak bentuk diantaranya paradigma sederhana, paradigma sederhana berurutan, paradigma paradigma ganda dengan dua variable independen, paradigma ganda dengan tiga variable independen, paradigma ganda dengan dua variable dependen, paradigma ganda dengan dua variable independen dan dua dependen, dan paradigma jalur.
Teori adalah jalur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang disusun secara sisitematis. Secara umum teori mempunyai tiga fungsi yaitu untuk menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction) dan mengendalikan (control) suatu gejala. Sesungguhnya teori sangatlah luas dan dapat disusun dalam pohon teori pendidikan. Teori pendidikan dapat disusun dalam bentuk pohon ilmu pendidika. Akar dari ilmu pendidikan dikembangkan dari ilmu-ilmu tingkah laku, biologis, fisiologis, psikologis, sosiologis, antropologis, dan ekonomi. Di dalam kegunaan teori dalam pendidkan, teori-teori khusus pendidikan di bagi menjadi dua yaitu teknologi pendidikan dan ilmu pendidikan. Didalam ilmu pendidikan terbagi lagi menjadi dua yaitu micro dan makro, didalam ilmu pendidikan micro terbagi menjadi ilmu mendidik khusus dan umum. Untuk menguasai teori, maupun generalisasi-generalisasi dari hasil penelitian maka peneliti harus rajin membaca, Sumber-sumber bacaan haruslah memenuhi tiga kriteria yaitu relevansi, kelengkapan, dan kemutakhiran (kecuali penelitian sejarah)


DAFTAR PUSTAKA




Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Imam Suprayogo & Tobroni. 2003. Metodologi penelitian sosial-agama. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar