Rabu, 19 Oktober 2016

Karakteristik Metode Penelitian Kuantitatif

MAKALAH
KARAKTERISTIK METODE PENELITIAN KUANTITATIF
Disusun untuk memenuhi tugas  Mata Kuliah : Metode Penelitian Kuantitatif
DosenPengampu :Drs. H. Ahmad Rohani HM., M.pd.





Oleh :
1.      Aisatur Rasyida           31501402089
2.      Nur Fadhilah    31501402110
3.      Sutarti                          31501402143

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)
SEMARANG
2016

KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Karakteristik Metode Penelitian Kuantitatif” guna memenuhi tugas mata kuliah “MP Kuantitatif” ini tepat pada waktunya. Sholawat dan salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW. yang kita nantikan syafa’atnya di hari akhir.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah kami ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik dan saran dari dosen pembimbing sangat kami harapkan supaya kesalahan yang sekarang tidak terulang kembali dalam makalah kami selanjutnya.
Kami berharap semoga makalah kami ini dapat bermanfaat bagi kami penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Semarang, 28 September 2016

             Penulis












DAFTAR ISI


BAB II  PEMBAHASAN.. 4
BAB III  PENUTUP. 13









BAB I

PENDAHULUAN


Penelitian kuantitatif telah diketahui dan digunakan oleh manusia sejak lama dalam bidang penelitian. Dalam ilmu-ilmu sosial, sebagaimana induk dari ilmu tentang manusia seperti : sosiologi, politik, ekonomi, hukum, administrasi, komunikasi, dan sebagainya. Mengenal paradigma kuantutatif- positivisme sebagai salah satu paradigma penelitian yang sangat berpengaruh dalam paradigma kuantutatif gagasan-gagasan positivisme dianggap sebagai akar paeadigma tersebut. Paradigma ini adalah tradisi pemikiran prancis dan inggris yang antara lain di ilhami oleh David Hume, Jhon Locke, dan Berkelay yang menekankan pengalaman sebagai sumber pengetahuan dan memandang pengetahuan memiliki kesamaan hubungan dengan pandangan aliran filsafat yang dikenal dengan nama positivisme serta sering kali juga disebut dengan berbagai label lain, seperti empirisme, behaviorisme, naturalisme, dan “sainsisme”.
Tradisi positivisme ini kemudian melahirkan pendekatan-pendekatan paradigma kuantitatif dalam penelitian sosial dimana objek penelitian dilihat memiliki keberaturan yang anturalistk, empiris, dan behavioristik. Dimana semua objek penelitian harus dapat direduksi menjadi fakta yang dapat diamati, tidak terlalu mementingkan fakta sebagai makna namun mementingkan fenomena yang tampak, serta serba bebas nilai atau objektif dengan menentang habis-habisan sikap-sikap sabjektif. Tradisi positivistik semacam ini membawa paradigma penelitian in sebagai aliran penelitian yang berlawanan arus dengan paradigma kualitatif-fenomenologis. 
Adapun rumusan masalahnya adalah bagaimana cara kita untuk mengetahui Karakteristik Metode Penelitian Kuantitatif.

Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui Karakteristik Metode Penelitian Kuantitatif.



BAB II

PEMBAHASAN

Karakteristik Metode Penelitian Kuantitatif

Metode penelitian kuantitatif  merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya.
Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Metode kuantitatif sering juga disebut metode tradisional, positivistik, ilmiah/scientific dan metode discovery. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini disebut sebagai metode ilmiah (scientific) karena metode ini telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
Penelitian kuantitatif merupakan studi yang diposisikan sebagai bebas nilai (value free).Dengan kata lain, penelitian kuantitatif sangat ketat menerapkan prinsip-prinsip objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara lain melalui penggunaan instrumen yang telãh diuji validitas dan reliabilitasnya. Peneliti yang melakukan studi kuantitatif mereduksi sedemikian rupa hal-hal yang dapat membuat bias, misalnya akibat masuknya persepsi dan nilai-nilai pribadi. Jika dalam penelaahan muncul adanya bias itu maka penelitian kuantitatif akan jauh dari kaidah-kaidah teknik ilmiah yang sesungguhnya.[1]
Dibawah ini akan kami paparkan lebih jelas perihal karakteristik metode penelitian kuantitatif lebih merinci :
Pada rancangan desain penelitian kuantitatif dimulai dengan secara teknis membicarakan masing-masing bagian konstruksi desain penelitian seperti: judul penelitian, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, hipotesis, konsep-konsep penelitian, penentuan variabel dan indikator variabel, pengukuran, sumber data, metode pengumpulan data, rancangan analisis, dan metode analisis data.
a)    Judul Penelitian
Dalam hal mendesain judul penelitian maka perlu diperhatikan bahwa judul penelitian harus operasional dan merupaka potret sososk penelitian yang sesungguhnya. Judul penelitian yang layak adalah formulasi yang ekspresif serta menyatakan dengan jelas, padat, berisi tentang permasalahan yang diteliti serta ruan penelitian bersangkutan. Judul penelitian diformulasi sedemikian rupa sehingga kesan ekonomis terhadap penggunaan kata dalam judul terlihat dengan jelas. Walaupun demikian judul tidak harus pendek sehingga tidak ekspresif.
b)    Latar Belakang
Pada bagian latar belakang masalah, peneliti seyogianya mengungkapkan tentang motivasi pelaksanaan penelitiannya sehingga jelas urgensi penelitian tersebut. Untuk membuat latar belakang masalah dengan motivasi yang baik, peneliti harus tahu dari mana dia memulai penelitiannya, juga dari teori keilmuankah atau dari konsep kebijakan yaang ada. Mungkin juga karena motivasi empiris lainnya yang ditemui di masyarakat.
c)    Rumusan Masalah
Peneliti diharapkan mampu menginventarisir masalah-masalah yang sudah jelas merupakan masalah yang akan diteliti. Masalah peneliti an yang diajukan, umumnya dirumuskan dengan kalimat bertanya dan diformulasikan dalam kalimat-kalimat yang jelas dan tidak bertele-tele.
d)   Tujuan Penelitian
Formulasi  tujuan penelitian hanya mengikui rumusan masalah dengan kalimat yang sedikit diubah menjadi kalimat pernyataan atau berbentuk kalimat berita.
e)    Manfaat Penelitian
Secara umum, pentingnya penelitian dinyatakan bahwa  temuan-temuan penelitian yang akan dilakukan akan dapat dimanfaatkan oleh pribadi, lembaga maupun masyarakat serta dala rangka memperbanyak khazanah ilmu pengetahuan. Pernyataan ini dikemukakan secara tegas dan sejauh mungkin dapat dioperasionalisasi.
f)     Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka sering juga disebut dengan landasan teori dan merupakan uraian tentang teori-teori yang digunakan untuk menjelasakan masalah penelitian sekaligus juga menjadi landasan teori dalam penelitian.
g)    Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah pernyataan sementara terhadap hasil penelitian. Pada penelitian kuantitatif, hipotesisdiajukan dalam bentuk pernyataan yaitu sebagai suatu statement terhadap hasil penelitian. Contohnya, apabila rumusan masalah penelitian berbunyi ; “ apakah ada hubungan antara gaya kepemimpinan dengan efektivitas kerja karyawan”, hipotesisnya berbunyi: “ada hubungannya antara gaya kepemimpinan dan efektivitas kerja karyawan”. Bisa juga hipotesis dikonstruksi dengan formulasi, “tidak ada hubungan gaya kepemimpinan dengan efektivitas karyawan”. Perlu dicatat bahwa penolakan atau penerimaan terhadap hipotesis penelitian tidak ada sangkut pautnya dengan kredibilitas peneliti terhadap penelitian tersebut, karena hipotesis hanyalah kesimpulan sementara sedangkan data dari lapangan adalah finalisasi kesimpulan penelitian.
h)    Konsep Penelitian
Pada penelitian kuantitatif ada dua konsep yang perlu dijelaskan, yaitu konsep penelitian dan konsep operasional penelitian. Konsep penelitian adalah penjelasan umum tentang yang dimaksud variabel penelitian, sedangkan konsep operasional penelitian adalah penjelasan tentang indikator variabel yang menjadi ukuran-ukuran variabel.
i)      Penentuan variabel dan indikator
Pada intinya indikator variabel berfungsi sepenuhnya untuk mendeteksi variabel yang akan diukur, tetapi perlu diingat bahwa indikator hanya muncul dari konsep variabel penelitian yang telah ditentukan sebelumnya.
j)      Pengukuran
Pengukuran dalam penelitian kuantitatif dimaksud untuk menentukan data apa yang ingin diperoleh dari indikator variabel yang telah ditentukan. Dapat juga pengukuran berarti bagaimana peneliti mengukur indikator variabel. Ada beberapa bentuk pengukuran yang biasa digunakan dalam penelitian kuantitatif, yaitu pengukuran nominal, ordinal, rasio, dan interval. Masing-masing pengukuran dikonsumsi bagi bentuk penelitian yang dikehendaki peneliti.
k)    Sumber Data
Untuk menentukan sumber data, peneliti harus menjelaskan dimana data penelitian diperoleh.
l)      Metide Pengumpulan Data
Penentu metode pengumpulan data harus relevan dengan masalah penelitian dan karakteristik sumber data serta bagaimana alasan-alasan rasional mengapa metode pengumpulan data itu ditentukan.
m)  Rancangan Analisis dan Metode Analisis Data
Yang perlu dijelaskan dalam strategi analisis data adalah apa yang mau diuji, apa yang mau disimpulkan, dan bagaimana caranya agar peneliti sampai pada kesimpulan yang benar dan jitu dalam hasil penelitiannya.[2]
Format penelitian Kuantitatif dalam ilmu sosial tergantung pada permasalahan dam tujuan penelitian itu sendiri. Ada dua format penelitian kuantitatif berdasarkan paradigma dominan dalam metodelogi penelitian kuantitatif yaitu format deskriptif dan formateksplanasi. Kedua format ini dijelaskan sebagai berikut :


a.     Format Deskriptif
Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan, berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian mengangkat kepermukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut. Pada umumnya peneitian ini menggunakan statistk induktif untuk menganalisis data penelitiannya. Format deskriptif ini dapat dilakukan pada penelitian studi kasus dan survey,sehingga ada format deskriptif studi kasus atau  format deskriptif survey.
b.    Format Eksplanasi
Format eksplanasi dimaksud untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan hubungan, perbedaan atau pengaruh satu variabel dengan variabel yang lain. Karena itu penelitian eksplanasi menggunakan sampel dan hipotesis. Beberapa pakar mengatakan format eksplanasi digunakan untuk mengembangkan dan menyempurnakan teori. Juga dikatakan penelitian eksplanasi memiliki kredibilitas untuk mengukur, menguji hubungan sebab akibat dari dua atau beberapa variabel dengan menggunakan analisis inferensial.
Metode pengumpulan data adalah bagian instrumen pengumpulan data yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Kesalahan penggunaan metode pengumpulan data atau metode pengumpulan data yang tidak digunakan semestinya, berakibat fatal terhadap hasi-hasil penelitian yang dilakukan. Pada penelitian kuantitatif dikenal beberapa metode, antara lain metode angket, wawancara, observasi dan dokumentasi.
a.     Metode Angket
Metode angket merupakan serangakaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden. Setelah diisi, angket dikirim kembali atau dikembalikan kepetugas atau peneliti.
Bentuk umum sebuah angket terdiri dari bagian pendahuluan berisikan petunjuk pengisian angket, bagian identitas berisikan identitas responden seperti : nama, alamat, umur, pekerjaan, jenis kelamin, status pribadi dan sebagainya, kemudian baru memasuki bagian isi angket.


b.     Metode Wawancara
Wawancara atau interviu adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai, denga atau tanpa menggunakan pedoman wawancara. Inti dari metode wawancara ini bahwa disetiap penggunaan metode ini selalu ada beberapa pewawancara, responden, materi wawancara, dan pedoman wawancara(yang terakhir tidak mesti harus ada).
c.     Metode Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Oleh karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu pancaindra lainnya.
Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian, data-data penelitian tersebut dapat diamati oleh peneliti. Dalam arti bahwa data tersebut dihimpun melalui pengamatan peneliti melalui penggunaan pancaindra.
d.    Metode Dokumenter
Metode dokumenter adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial. Pada intinya metode dokumenter adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis. Dengan demikian, pada penelitian sejarah, maka bahan dokumenter memegang peranan yang amat penting. [3]
Pengertian dasar dari instrumen penelitian adalah: pertama, instrumen penelitian menempati posisi teramat penting dalam hal bagaimana dan apa yang harus dilakukan untuk memperoleh data dilapangan. Kedua, instrumen penelitian adalah bagian paling rumit dari keseluruhan proses penelitian. Kesalahan dibagian ini, dapat dipastikan suatu penelitian akan gagal atau berubah dari konsep semula. Oleh karena itu, kerumitan dan kerusakan instrumen penelitian pada dasarnya tidak terlepas dari peranan desain penelitian yang telah dibuat.ketiga, bahwa pada dasarnya instrumen penelitian kuantitatif memiliki dua fungsi yaitu sebagai substitusi dan sebagai suplemen. Pada beberapa instrumen, umpamanya angket, instrumen penelitian menjadi wakil peneliti satu-satunya di lapangan atau wakil satu-satunya orang yang membuat intrumen oenelitian tersebut. Oleh karena itu, kehadiran instrumen penelitian di depan responden (khususnya untuk instrumen angket) adalah benar-benar berperan sebagai pengganti (substitusi) dan bukan suplemen penelitian. Sebagai suplemen, instrumen penelitian hanyalah pelengkap dari sekian banyak alat-alat bantu penelitian yang diperlukan pleh peneliti pada pengumpulan data yang menggunakan instrumen penelitian.[4]
Data kuantitatif lebih mudah dimengerti bila dibandingkan dengan jenis data kualitatif. Data kuantitati biasanya dapat dijelaskan dengan angka-angka. Data seperti ini biasanya hasil transformasi dari data kualitatif yang memiliki perbedaan berjenjang. Namun ada juga data kuantitatif murni yang keberadaannya sudah dalam bentuk kuantitatif. Contoh dapat dilihat pada tabel berikut :
Data Kualitatif
Data Kualitatif yang ditransformasikan
Data Kuantitatif Murni
Pandai
Kurang pandai
Tidak pandai
3
2
1
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11
12 13 14 15

     Semua data kuantitatif dapat dianalisis dengan menggunakan analisis statistik, baik inferensial ataupun noninferensial. Hal ini paling menonjol yang melekat pada sifat data kuantitatif, yaitu dapat dihitung secara kuantitatif.
     Besar  kecil suatu sampel dari populasi tertentu tidak menjamin ketetapan suatu kesimpulan penelitian. Sampel yang dapat menjamin ketetapan kesimpulan adalah sampel yang benar-benar representatif. Oleh karena itu, tidak ada gunanya suatu sampel yang besar, kalau itu diambil dari unit populasi yang tidak representatif. Dapatlah dibayangkan, betapa rusaknya suatu kesimpulan penelitian yang menggunakan sampel kecil, padahal sampel tersebut diambil juga dari unit populasi yang tidak representatif. Dalam kasus semavam ini, kemudian orang cenderung menggunakan sampel dalam ukuran besar, tentunya dengan harapan agar kesalahan sampel dapat ditekan sedapat mungkin.
Example :
Seorang pedagang eceran beras dipasar Kembang Surabaya, apabila meneliti kualitas sekarung beras yang ditawarkan pedagang grosir, hanya denfgan meneliti segenggam saja dari sekarung beras tersebut. Pedagang emas di Pasar Besar Malang, apabila mengetes kadar emas dalam sebuah perhiasan hanya dengan meneliti bekas gosokan dari perhiasan tersebut. Begitu pula dengan penelitian terhadap tingkat pencemaran air di Kali Brantas. Untuk mengetahui tingkat pencemaran tersebut peneliti cukup hanya dengan meneliti beberapa militer air Kali Brantas itu.
Sekarang pertanyaanya, mengapa hanya segenggam beras, bekas gosokan dan beberapa militer air yang diteliti. Bukankah lebih baik meneliti secara keseluruhan. Pada penelitian beras dan kadar emas bolehlah kita meneliti secara seluruhnya, toh masih mampu dilakukan, walau memakan waktu dan tenaga yang banyak. Akan tetapi, tidak mungkin apabila  kita harus meneliti air Kali Brantas secara keseluruhan.
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah di ajukan. Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan.
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat beberapa macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif, dan statistik inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan statistik nonparametris.



Dalam penelitian kuantitatif, kebenaran itu diluar dirinya, sehingga hubungan antara peneliti dengan yang diteliti harus dijaga jaraknya sehingga bersifat independent. Dengan menggunakan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data maka peneliti kuantitatif hampir tidak mengenal siapa yang di teliti apa responden yang memberikan data. Dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai humaninstrumen dan dengan teknik pengumpulan data partisipan observation ( observasi berperan serta ) dan in depth interview ( wawancara mendalam ), maka peneliti harus berinteraksi dengan sumber data. Dengan demikian peneliti kualitatif harus mengenal betul orang yang memberikan data.
Dalam penelitian kuantitatif hubungan antara peneliti dengan yang diteliti bersifat independen. Dengan menggunakan angket maka peneliti hampir tidak mengenal siapa yang diteliti atau responden yang memberikan data. Sedangkan penelitian kualitatif teknik pengumpulan data yang digunakan observasi dan wawancara maka peneliti harus mengenal betul siapa yang diteliti.[5]









BAB  III

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam metode penelitian kuantitatif, masalah yang diteliti lebih umum memiliki wilayah yang luas, tingkat variasi yang kompleks. Penelitian kuantitatif lebih sistematis, terencana, terstruktur, jelas dari awal hingga akhir penelitian. Akan tetapi masalah-masalah pada metode penelitian kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah, namun dari penelitian tersebut nantinya dapat berkembangkan secara luas sesuai dengan keadaan di lapangan. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrumen pokok. Oleh karena hal itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas agar dapat melakukan wawancara secara langsung terhadap responden, menganalisis, dan mengkontruksikan obyek yang diteliti agar lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai.








DAFTAR PUSTAKA


Bugin.Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana, 2005
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.




[1] Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.hlm:9
[2] Bugin.Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif.hlm:94
[3] Bugin.Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif.hlm:123
[4] Bugin.Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif.hlm:94
[5] Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.