MAKALAH
KARAKTERISTIK METODE PENELITIAN KUANTITATIF
Disusun untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah : Metode Penelitian
Kuantitatif
DosenPengampu :Drs.
H. Ahmad Rohani HM., M.pd.
Oleh :
1.
Aisatur Rasyida 31501402089
2.
Nur Fadhilah 31501402110
3.
Sutarti 31501402143
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)
SEMARANG
JURUSAN TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)
SEMARANG
2016
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Karakteristik
Metode Penelitian Kuantitatif” guna memenuhi tugas mata kuliah “MP Kuantitatif”
ini tepat pada waktunya. Sholawat dan salam kami haturkan kepada junjungan kita
Nabi Agung Muhammad SAW. yang kita nantikan syafa’atnya di hari akhir.
Tidak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah kami ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik dan saran dari dosen
pembimbing sangat kami harapkan supaya kesalahan yang sekarang tidak terulang
kembali dalam makalah kami selanjutnya.
Kami
berharap semoga makalah kami ini dapat bermanfaat bagi kami penulis khususnya
dan pembaca pada umumnya.
Semarang,
28 September 2016
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
BAB
I
PENDAHULUAN
Penelitian
kuantitatif telah diketahui dan digunakan oleh manusia sejak lama dalam bidang
penelitian. Dalam ilmu-ilmu sosial, sebagaimana induk dari ilmu tentang manusia
seperti : sosiologi, politik, ekonomi, hukum, administrasi, komunikasi, dan
sebagainya. Mengenal paradigma kuantutatif- positivisme sebagai salah satu
paradigma penelitian yang sangat berpengaruh dalam paradigma kuantutatif gagasan-gagasan
positivisme dianggap sebagai akar paeadigma tersebut. Paradigma ini adalah
tradisi pemikiran prancis dan inggris yang antara lain di ilhami oleh David
Hume, Jhon Locke, dan Berkelay yang menekankan pengalaman sebagai sumber
pengetahuan dan memandang pengetahuan memiliki kesamaan hubungan dengan
pandangan aliran filsafat yang dikenal dengan nama positivisme serta sering
kali juga disebut dengan berbagai label lain, seperti empirisme, behaviorisme,
naturalisme, dan “sainsisme”.
Tradisi
positivisme ini kemudian melahirkan pendekatan-pendekatan paradigma kuantitatif
dalam penelitian sosial dimana objek penelitian dilihat memiliki keberaturan
yang anturalistk, empiris, dan behavioristik. Dimana semua objek penelitian
harus dapat direduksi menjadi fakta yang dapat diamati, tidak terlalu
mementingkan fakta sebagai makna namun mementingkan fenomena yang tampak, serta
serba bebas nilai atau objektif dengan menentang habis-habisan sikap-sikap
sabjektif. Tradisi positivistik semacam ini membawa paradigma penelitian in
sebagai aliran penelitian yang berlawanan arus dengan paradigma
kualitatif-fenomenologis.
Adapun rumusan masalahnya adalah
bagaimana cara kita untuk mengetahui Karakteristik Metode Penelitian
Kuantitatif.
Adapun tujuan penyusunan makalah ini
adalah untuk mengetahui Karakteristik Metode Penelitian Kuantitatif.
BAB
II
PEMBAHASAN
Karakteristik Metode Penelitian Kuantitatif
Metode
penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis
penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur
dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain
menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut
penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data
tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan
penelitian akan lebih baik bila disertai dengan gambar, table, grafik, atau
tampilan lainnya.
Menurut
Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Metode kuantitatif sering juga disebut
metode tradisional, positivistik, ilmiah/scientific dan metode discovery.
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup
lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian.
Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada
filsafat positivisme. Metode ini disebut sebagai metode ilmiah (scientific)
karena metode ini telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris,
obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut metode
discovery karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai
iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa
angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
Penelitian kuantitatif merupakan
studi yang diposisikan sebagai bebas nilai (value free).Dengan kata
lain, penelitian kuantitatif sangat ketat menerapkan prinsip-prinsip
objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara lain melalui penggunaan
instrumen yang telãh diuji validitas dan reliabilitasnya. Peneliti yang
melakukan studi kuantitatif mereduksi sedemikian rupa hal-hal yang dapat
membuat bias, misalnya akibat masuknya persepsi dan nilai-nilai pribadi. Jika
dalam penelaahan muncul adanya bias itu maka penelitian kuantitatif akan jauh
dari kaidah-kaidah teknik ilmiah yang sesungguhnya.[1]
Dibawah ini akan kami paparkan lebih
jelas perihal karakteristik metode penelitian kuantitatif lebih merinci :
Pada rancangan desain penelitian
kuantitatif dimulai dengan secara teknis membicarakan masing-masing bagian
konstruksi desain penelitian seperti: judul penelitian, latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
hipotesis, konsep-konsep penelitian, penentuan variabel dan indikator variabel,
pengukuran, sumber data, metode pengumpulan data, rancangan analisis, dan
metode analisis data.
a) Judul
Penelitian
Dalam hal mendesain judul penelitian maka
perlu diperhatikan bahwa judul penelitian harus operasional dan merupaka potret
sososk penelitian yang sesungguhnya. Judul penelitian yang layak adalah
formulasi yang ekspresif serta menyatakan dengan jelas, padat, berisi tentang
permasalahan yang diteliti serta ruan penelitian bersangkutan. Judul penelitian
diformulasi sedemikian rupa sehingga kesan ekonomis terhadap penggunaan kata
dalam judul terlihat dengan jelas. Walaupun demikian judul tidak harus pendek
sehingga tidak ekspresif.
b) Latar
Belakang
Pada bagian latar belakang masalah,
peneliti seyogianya mengungkapkan tentang motivasi pelaksanaan penelitiannya
sehingga jelas urgensi penelitian tersebut. Untuk membuat latar belakang
masalah dengan motivasi yang baik, peneliti harus tahu dari mana dia memulai
penelitiannya, juga dari teori keilmuankah atau dari konsep kebijakan yaang
ada. Mungkin juga karena motivasi empiris lainnya yang ditemui di masyarakat.
c) Rumusan
Masalah
Peneliti diharapkan mampu menginventarisir
masalah-masalah yang sudah jelas merupakan masalah yang akan diteliti. Masalah
peneliti an yang diajukan, umumnya dirumuskan dengan kalimat bertanya dan
diformulasikan dalam kalimat-kalimat yang jelas dan tidak bertele-tele.
d) Tujuan
Penelitian
Formulasi
tujuan penelitian hanya mengikui rumusan masalah dengan kalimat yang
sedikit diubah menjadi kalimat pernyataan atau berbentuk kalimat berita.
e) Manfaat
Penelitian
Secara umum, pentingnya penelitian
dinyatakan bahwa temuan-temuan
penelitian yang akan dilakukan akan dapat dimanfaatkan oleh pribadi, lembaga
maupun masyarakat serta dala rangka memperbanyak khazanah ilmu pengetahuan.
Pernyataan ini dikemukakan secara tegas dan sejauh mungkin dapat
dioperasionalisasi.
f) Tinjauan
Pustaka
Tinjauan pustaka sering juga disebut
dengan landasan teori dan merupakan uraian tentang teori-teori yang digunakan
untuk menjelasakan masalah penelitian sekaligus juga menjadi landasan teori
dalam penelitian.
g) Hipotesis
Penelitian
Hipotesis penelitian adalah pernyataan
sementara terhadap hasil penelitian. Pada penelitian kuantitatif, hipotesisdiajukan
dalam bentuk pernyataan yaitu sebagai suatu statement terhadap hasil
penelitian. Contohnya, apabila rumusan masalah penelitian berbunyi ; “ apakah
ada hubungan antara gaya kepemimpinan dengan efektivitas kerja karyawan”,
hipotesisnya berbunyi: “ada hubungannya antara gaya kepemimpinan dan
efektivitas kerja karyawan”. Bisa juga hipotesis dikonstruksi dengan formulasi,
“tidak ada hubungan gaya kepemimpinan dengan efektivitas karyawan”. Perlu
dicatat bahwa penolakan atau penerimaan terhadap hipotesis penelitian tidak ada
sangkut pautnya dengan kredibilitas peneliti terhadap penelitian tersebut,
karena hipotesis hanyalah kesimpulan sementara sedangkan data dari lapangan
adalah finalisasi kesimpulan penelitian.
h) Konsep
Penelitian
Pada penelitian kuantitatif ada dua konsep
yang perlu dijelaskan, yaitu konsep penelitian dan konsep operasional
penelitian. Konsep penelitian adalah penjelasan umum tentang yang dimaksud
variabel penelitian, sedangkan konsep operasional penelitian adalah penjelasan
tentang indikator variabel yang menjadi ukuran-ukuran variabel.
i) Penentuan
variabel dan indikator
Pada intinya indikator variabel berfungsi
sepenuhnya untuk mendeteksi variabel yang akan diukur, tetapi perlu diingat
bahwa indikator hanya muncul dari konsep variabel penelitian yang telah
ditentukan sebelumnya.
j) Pengukuran
Pengukuran dalam penelitian kuantitatif
dimaksud untuk menentukan data apa yang ingin diperoleh dari indikator variabel
yang telah ditentukan. Dapat juga pengukuran berarti bagaimana peneliti mengukur
indikator variabel. Ada beberapa bentuk pengukuran yang biasa digunakan dalam
penelitian kuantitatif, yaitu pengukuran nominal, ordinal, rasio, dan interval.
Masing-masing pengukuran dikonsumsi bagi bentuk penelitian yang dikehendaki
peneliti.
k) Sumber
Data
Untuk menentukan sumber data, peneliti
harus menjelaskan dimana data penelitian diperoleh.
l) Metide
Pengumpulan Data
Penentu metode pengumpulan data harus
relevan dengan masalah penelitian dan karakteristik sumber data serta bagaimana
alasan-alasan rasional mengapa metode pengumpulan data itu ditentukan.
m) Rancangan
Analisis dan Metode Analisis Data
Yang perlu dijelaskan dalam strategi
analisis data adalah apa yang mau diuji, apa yang mau disimpulkan, dan
bagaimana caranya agar peneliti sampai pada kesimpulan yang benar dan jitu
dalam hasil penelitiannya.[2]
Format penelitian Kuantitatif dalam ilmu
sosial tergantung pada permasalahan dam tujuan penelitian itu sendiri. Ada dua
format penelitian kuantitatif berdasarkan paradigma dominan dalam metodelogi
penelitian kuantitatif yaitu format deskriptif dan formateksplanasi. Kedua
format ini dijelaskan sebagai berikut :
a. Format
Deskriptif
Penelitian kuantitatif dengan format
deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan, berbagai kondisi,
berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi
objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian mengangkat
kepermukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun variabel
tersebut. Pada umumnya peneitian ini menggunakan statistk induktif untuk
menganalisis data penelitiannya. Format deskriptif ini dapat dilakukan pada
penelitian studi kasus dan survey,sehingga ada format deskriptif studi kasus atau format deskriptif survey.
b. Format
Eksplanasi
Format eksplanasi dimaksud untuk
menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan
hubungan, perbedaan atau pengaruh satu variabel dengan variabel yang lain.
Karena itu penelitian eksplanasi menggunakan sampel dan hipotesis. Beberapa
pakar mengatakan format eksplanasi digunakan untuk mengembangkan dan
menyempurnakan teori. Juga dikatakan penelitian eksplanasi memiliki
kredibilitas untuk mengukur, menguji hubungan sebab akibat dari dua atau
beberapa variabel dengan menggunakan analisis inferensial.
Metode pengumpulan data adalah bagian
instrumen pengumpulan data yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu
penelitian. Kesalahan penggunaan metode pengumpulan data atau metode
pengumpulan data yang tidak digunakan semestinya, berakibat fatal terhadap
hasi-hasil penelitian yang dilakukan. Pada penelitian kuantitatif dikenal
beberapa metode, antara lain metode angket, wawancara, observasi dan
dokumentasi.
a. Metode
Angket
Metode angket merupakan serangakaian atau
daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi
oleh responden. Setelah diisi, angket dikirim kembali atau dikembalikan
kepetugas atau peneliti.
Bentuk umum sebuah angket terdiri dari
bagian pendahuluan berisikan petunjuk pengisian angket, bagian identitas
berisikan identitas responden seperti : nama, alamat, umur, pekerjaan, jenis
kelamin, status pribadi dan sebagainya, kemudian baru memasuki bagian isi
angket.
b. Metode Wawancara
Wawancara atau interviu adalah sebuah
proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab
sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang
diwawancarai, denga atau tanpa menggunakan pedoman wawancara. Inti dari metode
wawancara ini bahwa disetiap penggunaan metode ini selalu ada beberapa
pewawancara, responden, materi wawancara, dan pedoman wawancara(yang terakhir
tidak mesti harus ada).
c. Metode
Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan
keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu
utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan
kulit. Oleh karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu pancaindra
lainnya.
Metode observasi adalah metode pengumpulan
data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian, data-data penelitian
tersebut dapat diamati oleh peneliti. Dalam arti bahwa data tersebut dihimpun
melalui pengamatan peneliti melalui penggunaan pancaindra.
d. Metode
Dokumenter
Metode dokumenter adalah salah satu metode
pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial. Pada
intinya metode dokumenter adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data
historis. Dengan demikian, pada penelitian sejarah, maka bahan dokumenter
memegang peranan yang amat penting. [3]
Pengertian dasar dari instrumen penelitian
adalah: pertama, instrumen penelitian menempati posisi teramat penting dalam
hal bagaimana dan apa yang harus dilakukan untuk memperoleh data dilapangan. Kedua,
instrumen penelitian adalah bagian paling rumit dari keseluruhan proses
penelitian. Kesalahan dibagian ini, dapat dipastikan suatu penelitian akan
gagal atau berubah dari konsep semula. Oleh karena itu, kerumitan dan kerusakan
instrumen penelitian pada dasarnya tidak terlepas dari peranan desain
penelitian yang telah dibuat.ketiga, bahwa pada dasarnya instrumen penelitian
kuantitatif memiliki dua fungsi yaitu sebagai substitusi dan sebagai suplemen. Pada
beberapa instrumen, umpamanya angket, instrumen penelitian menjadi wakil
peneliti satu-satunya di lapangan atau wakil satu-satunya orang yang membuat
intrumen oenelitian tersebut. Oleh karena itu, kehadiran instrumen penelitian
di depan responden (khususnya untuk instrumen angket) adalah benar-benar
berperan sebagai pengganti (substitusi) dan bukan suplemen penelitian. Sebagai
suplemen, instrumen penelitian hanyalah pelengkap dari sekian banyak alat-alat
bantu penelitian yang diperlukan pleh peneliti pada pengumpulan data yang
menggunakan instrumen penelitian.[4]
Data kuantitatif lebih mudah dimengerti
bila dibandingkan dengan jenis data kualitatif. Data kuantitati biasanya dapat
dijelaskan dengan angka-angka. Data seperti ini biasanya hasil transformasi
dari data kualitatif yang memiliki perbedaan berjenjang. Namun ada juga data
kuantitatif murni yang keberadaannya sudah dalam bentuk kuantitatif. Contoh
dapat dilihat pada tabel berikut :
Data Kualitatif
|
Data Kualitatif yang ditransformasikan
|
Data Kuantitatif Murni
|
Pandai
Kurang
pandai
Tidak
pandai
|
3
2
1
|
1
2 3 4 5 6
7
8 9 10 11
12
13 14 15
|
Semua data kuantitatif dapat dianalisis
dengan menggunakan analisis statistik, baik inferensial ataupun noninferensial.
Hal ini paling menonjol yang melekat pada sifat data kuantitatif, yaitu dapat
dihitung secara kuantitatif.
Besar kecil suatu sampel
dari populasi tertentu tidak menjamin ketetapan suatu kesimpulan penelitian.
Sampel yang dapat menjamin ketetapan kesimpulan adalah sampel yang benar-benar
representatif. Oleh karena itu, tidak ada gunanya suatu sampel yang besar,
kalau itu diambil dari unit populasi yang tidak representatif. Dapatlah
dibayangkan, betapa rusaknya suatu kesimpulan penelitian yang menggunakan
sampel kecil, padahal sampel tersebut diambil juga dari unit populasi yang
tidak representatif. Dalam kasus semavam ini, kemudian orang cenderung menggunakan
sampel dalam ukuran besar, tentunya dengan harapan agar kesalahan sampel dapat
ditekan sedapat mungkin.
Example :
Seorang pedagang eceran
beras dipasar Kembang Surabaya, apabila meneliti kualitas sekarung beras yang
ditawarkan pedagang grosir, hanya denfgan meneliti segenggam saja dari sekarung
beras tersebut. Pedagang emas di Pasar Besar Malang, apabila mengetes kadar
emas dalam sebuah perhiasan hanya dengan meneliti bekas gosokan dari perhiasan
tersebut. Begitu pula dengan penelitian terhadap tingkat pencemaran air di Kali
Brantas. Untuk mengetahui tingkat pencemaran tersebut peneliti cukup hanya
dengan meneliti beberapa militer air Kali Brantas itu.
Sekarang pertanyaanya,
mengapa hanya segenggam beras, bekas gosokan dan beberapa militer air yang
diteliti. Bukankah lebih baik meneliti secara keseluruhan. Pada penelitian
beras dan kadar emas bolehlah kita meneliti secara seluruhnya, toh masih mampu
dilakukan, walau memakan waktu dan tenaga yang banyak. Akan tetapi, tidak
mungkin apabila kita harus meneliti air
Kali Brantas secara keseluruhan.
Dalam penelitian
kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh
responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah:
mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan
data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan
masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah di
ajukan. Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis, langkah terakhir
tidak dilakukan.
Teknik analisis data
dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat beberapa macam
statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu statistik
deskriptif, dan statistik inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik
parametris dan statistik nonparametris.
Dalam
penelitian kuantitatif, kebenaran itu diluar dirinya, sehingga hubungan antara
peneliti dengan yang diteliti harus dijaga jaraknya sehingga bersifat
independent. Dengan menggunakan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data maka
peneliti kuantitatif hampir tidak mengenal siapa yang di teliti apa responden
yang memberikan data. Dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai
humaninstrumen dan dengan teknik pengumpulan data partisipan observation (
observasi berperan serta ) dan in depth interview ( wawancara mendalam ), maka
peneliti harus berinteraksi dengan sumber data. Dengan demikian peneliti
kualitatif harus mengenal betul orang yang memberikan data.
Dalam
penelitian kuantitatif hubungan antara peneliti dengan yang diteliti bersifat
independen. Dengan menggunakan angket maka peneliti hampir tidak mengenal siapa
yang diteliti atau responden yang memberikan data. Sedangkan penelitian
kualitatif teknik pengumpulan data yang digunakan observasi dan wawancara maka
peneliti harus mengenal betul siapa yang diteliti.[5]
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam
metode penelitian kuantitatif, masalah yang diteliti lebih umum memiliki
wilayah yang luas, tingkat variasi yang kompleks. Penelitian kuantitatif lebih
sistematis, terencana, terstruktur, jelas dari awal hingga akhir penelitian.
Akan tetapi masalah-masalah pada metode penelitian kualitatif berwilayah pada
ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah, namun dari penelitian
tersebut nantinya dapat berkembangkan secara luas sesuai dengan keadaan di lapangan.
Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang
berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah
manusia. Pada pendekatan ini, prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati
dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah
dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrumen
pokok. Oleh karena hal itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan
yang luas agar dapat melakukan wawancara secara langsung terhadap responden,
menganalisis, dan mengkontruksikan obyek yang diteliti agar lebih jelas.
Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai.
DAFTAR
PUSTAKA
Bugin.Burhan, Metodologi Penelitian
Kuantitatif, Jakarta: Kencana, 2005
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.